Rabu, 07 Desember 2011

DIKLAT 3000 GURU

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 3.000 guru di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengikuti pendidikan dan latihan untuk meningkatkan profesionalisme.
"Dengan mengikuti diklat diharapkan kalangan guru mampu meningkatkan mutu pendidikan di kabupaten ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Kulon Progo Sri Mulatsih di Wates, Selasa (6/12/2011).
Ia mengatakan, mutu pendidikan di Kulon Progo setiap tahun meningkat seiring semakin banyaknya fasilitas pendidikan dan tenaga pendidik yang berkualitas dan profesional.
Jika tolok ukur mutu pendidikan adalah tingkat kelulusan dan nilai ujian nasional, maka pada 2010 tingkat kelulusan SD di daerah ini menempati rangking pertama se-kabupaten/kota di DIY dan masuk lima besar tingkat nasional.
Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) menempati rangking ketiga se-kabupaten/kota di DIY dan SMA menempati rangkung ketiga se-kabupaten/kota di DIY.
"Kami berharap dengan adanya peningkatan profesionalisme maka mutu pendidikan dan lulusan sekolah di kabupaten ini dapat bersaing dengan daerah lain secara intelektualitas, kreativitas, dan kemampuan," kata dia.
Terkait mutu guru bersertifikasi di Kulon Progo, ia mengatakan, Diknas terus berupaya meningkatkan mutu guru dan profesionalisme guru agar mampu menciptakan inovasi-inovasi dalam proses belajar mengajar di sekolah.
"Dengan inovasi dalam mengajar akan menciptakan kreativitas guru dalam mendidik siswa. Sejauh ini ada beberapa guru mata pelajaran yang mampu memperoleh penghargaan tingkat nasional karena kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran," kata dia.
Sebelumnya, Ketua PGRI Kulon Progo Sugiharto mengatakan, untuk meningkatkan kualitas guru yang bersertifikasi, maka organisasi ini mengadakan pelatihan keterampilan dan pengalaman guru dalam mengajar yang baik dan benar sesuai tuntutan perkembangan ilmu pendidikan.
"Kami minta para guru menyiapkan diri dan meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi profesional pedagogik, kepribadian, dan sosial sebagai salah satu bekal mengikuti sertifikasi," kata dia.
SUMBER: http://edukasi.kompas.com/read/2011/12/06/22070213/3.000.Guru.Ikut.Diklat.Profesionalisme

GAYA MENGAJAR

KOMPAS.com - Setiap orang pasti memiliki preferensi mengenai gaya belajar yang dinilai efektif dan menguntungkan bagi dirinya. Ada yang tipe auditori atau lebih efektif dengan mendengarkan, visual, logis, sosial, soliter, atau pun gaya taktil. Terkadang, gaya-gaya belajar yang diterapkan sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi. Sangat memungkinkan juga, bagi seseorang yang "doyan" belajar, akan mengeksplorasi dan mengembangkan gaya belajarnya sehingga lebih bisa menemukan yang paling cocok untuk digunakan.

Mari mengenali, kira-kira seperti apa gaya belajar Anda dan mengevaluasinya, apakah sudah efektif?

Gaya visual
Pembelajar dengan gaya visual akan lebih baik menyerap informasi yang didapatkan melalui gambat, video, graifs, dan teks buku. Orang-orang dengan tipe ini akan mendapatkan keuntungan ketika informasi disajikan melalui proyektor, papan tulis, dalam sebuah kertas, atau buku.

Penyuka gaya visual biasanya selalu memastikan catatan yang mereka buat dengan detil, dan selalu menyediakan waktu ekstra hanya untuk mereview kembali informasi yang didapatnya dengan membaca buku.

Seringkali, pembelajar gaya visual juga membuat sebuah gambar dan diagram ketika mencoba untuk memahami suatu subjek.

Gaya auditori
Pembelajar dengan gaya auditori akan merasa lebih efektif menyerap informasi hanya dengan mendengarkan materi yang dipresentasikan dosen atau pembicara, melalui rekaman suara, dan bentuk lain dari komunikasi verbal.

Ketika seorang dengan gaya visual lebih nyaman dengan membaca buku atau menyaksikan melalui video, maka pembajar auditori merasa lebih baik dengan menghadiri sebuah kelas perkuliahan untuk mendengarkan langsung dari sang dosen.

Gaya taktil
Pembelajar dengan tipe taktil akan menyimpan informasi dengan baik jika turut terlibat dan berpartisipasi, sehingga ia bisa bergerak dan melakukan sentuhan langsung. Pembelajar tipe ini juga dikenal dengan pembelajar tipe kinestetik.

Contoh dari gaya ini, biasanya bagi para siswa yang belajar bidang otomotif. Mereka akan mampu memelajari lebih baik dengan langsung mengutak-atik mobil daripada duduk di kelas mendengarkan dosen atau membaca buku. Lainnya, akan sangat antusias ketika ditugaskan untuk melakukan percobaan di laboratorium.

Gaya logis
Seseorang yang unggul dalam matematika dan memiliki keterampilan yang kuat penalaran logis biasanya masuk kategori pembelajar logis. Mereka melihat pola cepat dan memiliki kemampuan yang tajam untuk menghubungkan informasi yang tampaknya tidak masuk akal bagi orang lain.

Pembelajar gaya logis akan menyimpan informasi dengan lebih baik melalui gambaran koneksi yang dibuatnya setelah mengorganisir segala informasi yang didapat.

Gaya sosial
Pembelajar gaya sosial biasanya unggul dalam menulis dan kemampuan komunikasi verbalnya. Orang-orang dengan tipikal ini akan gampang berbicara dengan orang lain dan sering memahami perspektif mereka. Oleh karena itu, tak jarang orang akan meminta nasehat dari para pembelajar gaya sosial ini. Mereka juga dikenal bisa bekerja baik dalam kelompok dan menyukai berkonsultasi dengan guru secara individual.

Gaya soliter

Pembelajar gaya soliter biasanya lebih suka bekerja sendiri dalam bentuk yang lebih privasi. Mereka tidak tergantung kepada orang lain atau mengharapkan bantuan orang lain dalam memecahkan masalah studinya.

Orang dengan tipe ini akan menganalisa apa yang mereka pelajari dengan preferensi dan metode sendiri. Dengan kesenangannya bekerja sendiri, sangat memungkinkan mereka akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan.

Nah, untuk menentukan mana gaya terbaik dan efektif bagi Anda dalam menyerap informasi yang didapat selama proses yang belajar, temukan gaya yang bisa membuat Anda nyaman. Ketepatan gaya dalam belajar akan bermanfaat dalam mendukung kesuksesan belajar dan masa depan Anda!
sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2011/12/06/08495946/Di.Antara.4.Gaya.Ini.Mana.Gaya.Belajar.Anda